Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Penerapan Kurikulum Merdeka akan menjadi kerangka kurikulum utama pada jenjang PAUD, dasar dan menengah. Regulasi dasar untuk perubahan ini adalah Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024.
Kemudian, regulasi penyempurnaan adalah Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 yang menegaskan bahwa sekolah dapat menggunakan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013 namun dengan penekanan pembelajaran mendalam dan fleksibilitas.
baca juga : Netflix Reorganisasi: Boss Fight Entertainment Ditutup
Bagi sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka, diberikan batas waktu: penggunaan Kurikulum 2013 masih diperbolehkan hingga tahun ajaran 2025/2026, dan paling lambat mulai tahun ajaran 2026/2027 semua sekolah formal harus menerapkan Kurikulum Merdeka. Untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) diberikan waktu hingga tahun ajaran 2027/2028.
Kesiapan dan Status Implementasi sampai 2025
Menurut data resmi, hingga tahun ajaran 2024/2025 lebih dari 95 % satuan pendidikan formal telah siap menerapkan Kurikulum Merdeka. Sisanya kurang dari 5 % yang belum (khususnya di daerah terpencil).
Namun, penerapan di daerah-daerah 3T masih lebih rendah. Survey menunjukkan bahwa di beberapa wilayah seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, persentase penerapan masih di bawah rata-rata nasional.
Manfaat yang Diharapkan dari Kurikulum Merdeka
Beberapa manfaat yang ingin dicapai antara lain: pembelajaran lebih fleksibel, berbasis projek, lebih menumbuhkan kreativitas, minat dan bakat siswa; serta lebih sesuai dengan kebutuhan zaman dan kompetensi abad ke-21.
Pemerintah pun berharap dampak dari implementasi ini mulai terlihat pada hasil survei internasional seperti PISA pada tahun 2025.
Tantangan Utama dalam Implementasi
Beberapa tantangan yang dicatat adalah:
- Kurangnya informasi dan sosialisasi di beberapa sekolah, terutama di daerah terpencil atau dengan akses sinyal minim.
- Kesiapan guru dan sekolah dalam mengadopsi metode pembelajaran baru — pelatihan, adaptasi materi, dan infrastruktur masih jadi kendala.
- Perbedaan kesiapan antar wilayah: sekolah di Pulau Jawa–Bali relatif lebih siap dibandingkan di luar.
Strategi Pemerintah dan Sekolah Menghadapi Transisi
Beberapa strategi yang dijalankan:
- Sosialisasi aktif dan workshop untuk guru serta kepala sekolah.
- Penerapan secara bertahap atau serempak tergantung jenjang: SD/SMP dapat dilakukan secara serempak, sementara SMA/SMK dilakukan bertahap.
- Penyesuaian regulasi agar fleksibilitas tetap terjaga dan sekolah bisa mengembangkan kurikulum sesuai konteks lokal.
Dampak bagi Siswa, Guru dan Sekolah pada Tahun Ajaran 2025/2026
Untuk tahun ajaran 2025/2026, sebagian besar sekolah diharapkan menggunakan Kurikulum Merdeka secara penuh. Artinya perubahan nyata akan mulai dirasakan, seperti:
- Guru lebih fokus pada pembelajaran berbasis projek, penilaian formatif dan sumatif yang lebih adaptif.
- Siswa memiliki lebih banyak ruang memilih mata pelajaran pilihan dan mengembangkan minat-bakatnya.
- Sekolah menggunakan kurikulum yang lebih fleksibel sehingga mampu menyesuaikan kebutuhan lokal.
Namun, bagi sekolah yang belum siap atau berada di kawasan dengan akses terbatas, masih akan menunggu hingga batas akhir yang ditetapkan.
Kesimpulan & Rekomendasi Akhir
Penerapan Kurikulum Merdeka secara nasional merupakan langkah besar dalam reformasi pendidikan Indonesia. Meski kesiapan sebagian besar sekolah sangat baik, tantangan tetap nyata terutama di daerah tertinggal atau dengan infrastruktur terbatas.
Rekomendasi:
- Pemerintah dan daerah perlu memprioritaskan pendampingan dan pelatihan guru di wilayah 3T.
- Sekolah harus memanfaatkan waktu transisi untuk mempersiapkan perubahan (materi, metode, infrastruktur).
- Orang tua dan masyarakat perlu memahami perubahan ini agar mendukung siswa beradaptasi dengan gaya belajar baru.
- Monitoring dan evaluasi secara berkala diperlukan agar dampak terhadap kualitas pembelajaran mampu terukur—termasuk persiapan untuk hasil pada Asesmen Nasional dan PISA.
Dengan pelaksanaan yang tepat dan kolaborasi semua pihak, Kurikulum Merdeka diharapkan membawa transformasi positif bagi sistem pendidikan nasional dan menghasilkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan global.